KI AGENG SURO DIWIRYO
Ki Ageng Hadji Ngabehi Soerodiwirjo (Eyang Suro) lahir pada 1869 di Gresik, Jawa Timur. Putra tertua Ki Ngabehi Soeromihardjo (Bupati Gresik pada saat itu) yang bergaris keturunan sampai ke Sultan Syah Alam Akbar Al-Fattah (R. Patah), Sultan Demak I (kerajaan Islam pertama yang berpusat di Jawa). Sejak kecil, beliau sudah tinggi semangatnya dalam menimba ilmu. Pada usia 15 tahun, beliau belajar agama sekaligus pencak silat di pondok pesantren Tebuireng, Jombang (Jawa Timur). Setahun kemudian (pada usia 16 tahun), beliau menjadi pegawai pengawas di Bandung dan menggunakan kesempatan selama tinggal di tempat barunya ini untuk mengenal dan mempelajari beragam pencak silat aliran Pasundan (Jawa Barat) seperti Cimande, Cikalong, Cipetir, Cibaduyut, Cimalaya dan Sumedangan.
Baca Selengkapnya
Sejarah Singkat Ki Hajar Harjo Utomo

Jiwa patriotisme yang tinggi ditunjukkan oleh Ki Hadjar Hardjo Oetomo, salah seorang Saudara Tertua Setia Hati, dengan bantuan teman-temannya dari Pilang Bango, Madiun dengan berani menghadang kereta api yang lewat membawa tentara Belanda atau mengangkut perbekalan militer. Penghadangan, pelemparan, dan perusakkan yang terjadi berulang-ulang sampai akhirnya ia ditangkap PID Belanda dan mendapat hukuman kurungan di penjara Cipinang dan dipindahkan ke Padang, Sumatera Barat. Setelah dibebaskan, Ki Hadjar Hardjo Oetomo yang telah mendirikan Setia Hati Pencak Sport Club yang kemudian mengaktifkan kembali perguruannya sampai akhirnya berkembang dengan nama Persaudaraan Setia Hati Terate.
Baca selengkapnya
Baca Selengkapnya

Hidup tak ubahnya seperti air. Bergerak mengalir dari hulu, berproses, menuju muara. Begitupun perjalanan hidup H.Tarmadji Boedi Harsono, S.E. Siswa kinasih R.M. Imam Koesoepangat (peletak dasar reformasi ajaran Persaudaraan Setia Hati Terate ) ini, layaknya sebagai manusia lumrah telah berproses melewati perjalanan waktu liku-liku dalamnya. Atas proses serta bimbingan langsung dari RM. Imam Koesoepangat itu pulalah, akhirnya akhirnya mencapai puncak tataran ilmu Setia Hati dan dan dipercaya menjadi Ketua Umum Pusat empat periode berturut-turut sejak, sejak tahun 1981 hingga tahun 2000. H.Tarmadji Bedi Harsono, S.E, lahir di Madiun, Februari 1946. Ia merupakan anak sulung dari enam bersaudara, dari keluarga sederhana dengan tingkat perekonomian pas-pasan.
.M. Soetomo Mangkoedjojo
Seorang Tokoh Yang Terlupakan
Beliau adalah murid dari Ki Hadjar Hardjo Oetomo ( Pendiri PSHT ). R.M. Soetomo Mangkoedjojo adalah seorang Pendekar Tingkat III , R.M. Soetomo Mangkoedjojo disyahkan menjadi pendekar tingkat I pada tahun 1928. Berikut murid – murid Ki Hadjar Hardjo Oetomo yang disyahkan pada tahun 1928 adalah sebagai berikut :
Bapak Soetomo Mangkoedjojo ( Madiun )
Bapak Hardjosajano alias Hardjo Girin ( Kepatihan Madiun )
Bapak Hardjosajano alias Hardjo Girin ( Kepatihan Madiun )
Bapak Moch Irsad ( Madiun )
Dewan pengesah : Ki Hadjar Hardjo Oetomo
Pelaksanaan Pengesahan : Di kediaman Ki Hadjar Hardjo Oetomo, Desa Pilangbango Madiun.
Kemudian pada tahun 1936 R.M. Soetomo Mangkoedjojo mendirikan Persaudaraan Setia Hati Terate Cabang Ponorogo, dan pengesahan pertama dilakukan pada tahun 1938 yang mengesahkan sebanyak 4 orang. Dewan pengesah : Ki Hadjar Hardjo Oetomo
Pelaksanaan Pengesahan : Di kediaman Ki Hadjar Hardjo Oetomo, Desa Pilangbango Madiun.
Baca Selengkapnya
Mas IMAM KOESOEPANGAT

Sebelum melihat jauh kedepan mengenai perkembangan Persaudaraan Setia Hati Terate sekarang ini, kita ingatkan julukan : “PENDHITA WESI KUNING”.Siapa kah Pendhita Wesi Kuning itu? Ia dikenal seorang yang berdedikasi tinggi, dalam kamus hidupnya tidak ada kata menyerah d
alam menghadapi tantangan. Pola hidupnya sederhana meskipun ia sendiri dilahirkan dari keluarga yang bermartabat, penerus trah kusumah rembesing madu amaratapa wijiling handanawarih. Kiatnya “Sepiro gedhening Sengsoro Yen Tinompo Amung dadi Cobo” dan kiat itu dihayatinya dijabarkan dalam lakunya sampai akhir hayatnya.
Ia teguh dalam pendiriannya yakni mengabdi pada sesama maka orang-orangpun memberi julukan “PENDHITA WESI KUNING” (konon julukan ini mengacu pada warna wesi kuning sebagai senjata kedewataan yang melambangkan ketegaran, kesaktian, kewibawaan sekaligus keluhuran). Ketika ia di tanya, siapakah orang yang paling dicintainya di dunia ini ?. ia akan menjawab dengan tegas “IBU “. Dan ketika ia di tanya organisasi apakah yang paling ia cintai selama di dunia ini ?. maka ia pun akan mengatakan PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE.